PEKANBARU (FI)- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menggelar rapat perkembangan kerjasama tentang program hibah compact-2 Millennium Challenge Compact (MCC) Amerika Serikat. Pertemuan tersebut membahas Proyek Fasilitas Kapal Ferry Roll-On/Roll-Off (Roro) Dumai – Pulau Rupat.
Dalam kegiatan ini, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar secara langsung memimpin rapat yang di dampingi oleh Kepala Bappeda Litbang Provinsi Riau Emri Juli Harnis dan Manager Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-Indonesia) Regional Riau, Muhammad Ikhsan. Rapat dilaknasakan di Ruang Rapat Bappeda Litbang Provinsi Riau, Senin (03/07/2023).
Gubri Syamsuar mengatakan, rancangan persiapan untuk pembuatan pelabuhan berkaitan dengan usulan proyek infrastruktur di Kota Dumai dan Pulau Rupat tersebut harus dilakukan koordinasi bersama. Karena menurutnya, pembangunan bukan hanya tanggungjawab Pemprov Riau saja tetapi juga wewenang Pemkab Bengkalis dan Pemko Dumai.
“ Persiapan tentang pembuatan atau studi kelayakan proyek pelabuhan kapal roro penghubung Dumai dan Pulau Rupat ini untuk dimaklumi tahapan ini memang kita kerjakan secara bersama. Baik bersama Pemprov, Pemerintah Kota Dumai dan juga Pemerintah Kabupaten Bengkalis,” katanya.
Orang nomor satu di Provinsi Riau menjelaskan, pemerintah daerah harus dapat memastikan kawasan sekitar pembangunan bisa terbebas dari perizinan perusahaan yang ada. Sebab, tujuan utama dari adanya pembangunan pelabuhan itu tentu saja untuk memerangi kemiskinan melalui pertumbuhan Ekonomi berkelanjutan.
“ Saya melihat darmaga 2 Dumai yang akan dibangun ini masih termasuk di kawasan PT. Pertamina Patra Niaga. Oleh karna itu saya minta Wali Kota Dumai agar bisa membicarakan tentang perizinannya. Soalnya waktu bertemu Menteri BUMN, beliau sangat setuju adanya pembangunan pelabuhan roro ini. Sebab kalau sudah jadi, ini juga bisa menjadi pertumbuhan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Litbang Provinsi Riau Emri Juli Harnis menerangkan program dana hibah ini akan di alokasikan terhadap tiga fokus. Yang pertama pengembangan transportasi dan logistik, kemudian pengembangan pasar keuangan dan pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dan untuk di Provinsi Riau, tahapan lebih lanjutnya yaitu pembangunan dermaga kedua pelabuhan penyeberangan Tanjung Kapal (Pulau Rupat) – dermaga kedua Pelabuhan penyeberangan Kota Dumai akan dilakukan studi kelayakannya mulai bulan September 2023.
“ Ini sudah kita bahas bersama sebelumnya, bahwa rencana program hibah Millennium Challenge Compact (MCC) Amerika Serikat di Provinsi Riau ini akan membangun dermaga kedua pelabuhan penyeberangan Tanjung Kapal (Pulau Rupat) dan dermaga kedua pelabuhan penyeberangan Kota Dumai. Yang akan dilakukan studi kelayakannya akan dimulai pada bulan September 2023,” terangnya.
Menurut, Kaban Emri studi kelayakan yang baru diharapkan dapat menguatkan nilai strategis dan manfaat pembangunan dermaga Tanjung Kapal 2 dan dermaga Dumai 2 yang mencakup peningkatan keselamatan dan meningkatkan aksebelitas dengan menambah layanan penumpang. Selain itu, akan direkomendasikan juga pembangunan jalan lingkar Pulau Rupat sepanjang 25,5 KM.
“ Untuk meningkatkan kapasitas kapal roro Dumai-Pulau Rupat dapat menguatkan nilai strategis dan manfaat yang mencakup, meningkatkan keselamatan dan kendala transportasi menuju dan dari Pulau Rupat. Kemudian meningkatkan efisiensi logistik antara Pulau Rupat dan sekitarnya, mendukung program KSPN dan pembangunan pulau terluar Indonesia, dan meningkatkan aksesibilitas dengan menambah layanan penumpang,” ucapnya.
“ Isu due Diligence MCC sementara terhadap usulan Proyek Rupat yang diajukan adalah pembangunan jalan lingkar Rupat yang memiliki tingkat lalu-lintas yang rendah sehingga tidak ekonomis, dan pengembangan pelabuhan Tanjung Kapal dan Dumai akan difokuskan pada optimasi moda dan fasilitas untuk peningkatan layanan,” lanjutnya.
Selain itu, Manager MCA Regional Riau, Muhammad Ikhsan mengungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas telah membentuk Lembaga Wali Amanat Millennium Challenge Account – lndonesia 2 (MCA-lndonesia 2) melalui Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 tahun 2022. Lembaga MCA lndonesia 2 ini merupakan lembaga yang akan mengelola hibah Compact 2.
“ Kontribusi kami disini tentu saja, sebagai penyediaan dan menugaskan konsultan pelaksana FS Proyek Fasilitas Kapal Ferry Roll-On/Roll-Off (Roro) Dumai – Pulau Rupat, lalu memberikan bantuan teknis dan pengawasan (oversight) terhadap pelaksanaan FS Proyek Fasilitas Kapal Ferry Roll-On/Roll-Off (Roro) Dumai – Pulau Rupat,” ungkapnya.
Dia menambahkan, kontribusi pihak MCA Indonesia ini juga untuk menyiapkan dan memberikan sumber daya untuk pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas (Capacity Building) terkait pelaksanaan Proyek Fasilitas Kapal Ferry Roll- On/Roll-Off (Roro) Dumai – Pulau Rupat sekaligus kegiatan/Program Compact-2 lainnya. Serta bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam mempersiapkan pembentukan Project lmplementing Unit (PIU) MCC Compact-2 untuk mempersiapkan kegiatan Compact-2 selama 5 tahun.
“ Dengan begitu, kita masih ada waktu kurang lebih dua bulan lagi. Semoga pembangunan proyek ini bisa dapat kita kerjakan dengan koordinasi bersama.” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam program Compact 2 MCC ada tiga tujuan utama yang akan diakselerasi selama periode 5 tahun ke depan. Pertama, pengembangan transportasi dan logistik di sejumlah wilayah seperti Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, dan Bali. Kedua, pengembangan pasar keuangan. Ketiga, pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Perjanjian dana hibah MCC akan menyediakan kerangka kerja untuk Indonesia Infrastructure and Finance Compact senilai US$ 649 juta atau setara dengan Rp 10,89 triliun. (**/rls)